Mengulas Desa Renda yang Menyuguhkan Pesona Alam yang Memukau

Opini Oleh: Muhammad Fanusir (Reporter OborSejahtera.com)
Muna, Sultra – Desa Renda yang terletak di kecamatan Towea, kabupeten Muna, Sulawesi Tenggara ternyata memiliki panorama alam yang memanjakan mata bagi para pengunjung.
Desa yang berada di tengah laut itu menyimpan sejuta pesona alam yang memukau. Desa ini terkenal dengan mentari tenggelamnya pada sore hari dan juga bisa menyaksikan gulungan-gulungan ombak putih yang saling berkejaran.
Desa ini masih sangat hijau yang di kelilingi Hutan bakau yang masih terjaga kelestariannya. Desa renda berada di tengah laut antara kabupaten Muna dan kabupaten Konawe selatan provinsi Sulawesi tenggara.
Desa renda hanya bisa dikunjungi dengan menggunakan perahu. Adapun jarak tempuh desa renda dari kabupaten Muna arah Tampo 30 menit kita sudah menyaksikan pesona alam desa Renda.
Jika dari Arah Konawe selatan tepatnya Toli-toli, kurang lebih 30 menit dan melewati beberapa desa yang ada di kecamatan towea yakni desa Wangkolabu, Lakarama dan juga Moasi, setelah itu menggunakan perahu untuk menuju desa Renda. Untuk biaya menuju desa ini berkisar 20 ribu hingga 100 ribu.
Sampai di desa Renda susana khas pedesaan dan kehidupan masyarakat yang kental dengan kearifan lokal cukup terasa. Masyarakat menyambut dengan ramah, jika saat air pasang kita akan melihat anak-anak bermain ombak dengan wahana seadanya.
Kegembiraan terpancar pada wajah mereka, jika air surut masyarakat memanfaatkan untuk mencari kuliner hasil laut, hasil laut yang terkenal di desa renda adalah kepiting dan juga kerang laut.
Mengutip cerita salah seorang warga desa Renda bahwa mata pencaharian utama di Desa itu adalah Nelayan. Keseharian warga di sana hanya mencari di laut. Kadang kalau malam terang bulan pas air surut mereka turun untuk menyuluh mencari kepiting.
Kalau soal pemandangan yang paling bagus di sana saat sore hari dan cuaca bagus pengunjung akan di suguhkan tenggelamnya matahari pada sore hari sambil menyaksikan gulungan-gulungan ombak putih yang saling berkejaran dan juga tiupan-tiupan angin sepoi-sepoi.
Jika ada tamu yang berkunjung dan bermalam di desa itu, mereka menyiapkan tempat menginap dan juga hidangan kuliner khas mereka. Keamanannya pun mereka jamin bahkan mereka terkadang mengadakan kegiatan lomba perahu Viber yang hadiahnya puluhan juta untuk memeriahkan desa mereka.
Di desa ini rumah penduduk saling berdampingan dan suasananya pun sangat tenang. Pantainya sangat indah jika air surut maka hamparan pasir akan terlihat sangat cantik.
Muna, 25 Mei 2024