Diduga, Program Bedah Rumah di Desa Napalakura dan Langkumapo Dijadikan Lahan Bisnis

Muna, OborSejahtera.com -Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah rumah, sejatinya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah agar mampu merenovasi rumah mereka hingga layak huni. Namun kenyataannya, program tersebut diduga telah dimanfaatkan oknum-oknum pengurus bedah rumah sebagai lahan bisnis demi meraup keuntungan pribadi.
Pasalnya, masyarakat penerima program bedah rumah tahun 2023 mengeluhkan harga material yang terlampau tinggi yang bahkan mencapai dua kali lipat dari harga normalnya.
Sejumlah warga penerima bedah rumah di Desa Langkumapo dan Napalakura yang menolak namanya di tulis mengaku keberatan dengan harga material yang sangat tinggi. “Kenapa mahal sekali ? padahal kalau belanja sendiri, kita bisa sesuaikan,”ungkap salah seorang warga penerima bantuan bedah rumah.
Misalnya saja, lanjut dia, batu merah yang seharusnya Rp 650 ribu per kubik, harganya justru meningkat dua kali lipat menjadi Rp 1,2 juta per kubik. Begitupun harga pasir yang selangit sampai Rp Rp 1.350.000 per kubik. “Saya tidak mau kasi jadi rumahku terlanjur, akhirnya terpaksa saya harus berutang untuk menambah kekurangannya. Anehnya lagi, kami sebagai penerima bantuan tidak pernah diperlihatkan rincian anggarannya,”kesal sang warga.
Sementara itu dalam kunjungan kerjanya di Desa Napalakura, anggota DPRD Kabupaten Muna dari fraksi Partai Golkar, Nasir Ido yang datang bersama Bakal Calon Bupati Muna La Ode Muhamad Ihsan Taufik Ridwan, tidak memberikan jawaban secara spesifik saat menanggapi pertanyaan masyarakat terkait hal tersebut.
Dalam kesempatan itu, baik Nasir Ido maupun L.M. Ihsan Taufik Ridwan hanya mengungkapkan bakal menindaklanjuti aduan warga itu. “Kita akan mencoba menelusuri ada apa dengan bantuan bedah rumah khususnya di Desa Napalakura dan Langkumapo. Kalau benar ada permainan seperti laporan masyarakat, kita akan tindaklanjuti karena ini bisa mencoreng nama baik Ir. Ridwan Bae selaku tokoh yang gigih memperjuangkan program bedah rumah di DPR RI,”ungkap Nasir Ido, Rabu, (31/05/2023).
Sementara itu Koordinator Program Bedah Rumah Kabupaten Muna,Zainal, SP saat di konfirmasi via seluler menjelaskan, terkait bahan material, setelah melalui beberapa tahapan, selanjutnya dibentuk kelompok kerja yang terdiri atas ketua, sekertaris, dan bendahara.
“Adapun penentuan toko untuk berbelanja dan harga, pendamping itu hanya sekedar mendampingi dan memfasilitasi. Semua dalam rangka memastikan program ini selesai tepat waktu dan manfaatnya dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Terkait keluhan masyarakat penerima bantuan bedah rumah seperti di Desa Napalakura dan Langkumapo, kami selaku koordinator akan mencoba koordinasi dengan teman-teman pendamping untuk melihat dan memastikan kepada seluruh penerima bantuan terkait persoalan tersebut,”ungkapnya.(FAN)