KOMUNITAS IHSAN

Berserah Diri Metode Pembersihan Jiwa Melalui TAFAKUR


HIKMAH JUMAT

Waktu adalah energi nilai, dia akan pergi meninggalkan kita. Lantas, apa yang akan kita bawa?”

Demi umurmu hai manusia, kamu senantiasa merugi kecuali ada tiga golongan, orang yang beriman, yang beramal shaleh serta nasehat-menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.

Jihad mengingat Allah bukan sekedar mengucap apalagi hanya menghitung-hitung pahala. Berjuta pahala bisa hilang bila hati mungkar. Mengingat Allah hati harus hadir sehingga ada RASAnya, damai dan nikmat.  Jika belum merasakan apa-apa, belum tersentuh jiwa itu karena jiwa belum tenang. Maka itu jiwa harus tenang, akhlak disempurnakan, aqidah ditegakkan, sifat-sifat munkar ditaubatkan agar mendapat RASAnya. Seperti itulah juga saat berserah diri, hati harus hadir mengingat Allah, jangan lepas, maka getaran energi-Nya pasti terasa.

Daya ini mutlak milik Allah, kita hanya hak pakai. Sebelum daya ini ditarik oleh pemilik daya, mari kita pakai juga untuk Allah.

Siapakah kuasa DAYA dalam tubuh kita? Dialah NYAWA kita. Padanya bermukim kuasa-kuasa Allah secara misteri. Subhanallah, Maha Suci Allah, Sucikan DIA.

Semua manusia bisa merasakan keberadaan-Nya melalui kuasanya tetapi manusia umumnya tidak mengenal. Jika menutup mata tetap bisa melihat sesuatu, itu bukanlah kehebatan manusia itu sendiri tetapi Kuasa Penglihatan sedang diaktifkan oleh sang Nyawa.

RUH diri saat tafakur terkoneksi oleh ENERGI ILAHIAH walau tanpa huruf yang terdengar oleh telinga karena RASA lebih dahsyat merespon getaran Ilahi.

Mustahil mengenal Allah tanpa melakukan perjalanan kedalam diri sendiri. Bukankah sudah jelas “Allah itu Maha Dekat, lebih dekat dari urat lehermu.”

Lalu dimana itu? Kenapa kita harus BERSERAH DIRI? Kenapa harus mengenal NYAWA dulu? Dimana menyebar Nyawa dalam diri kita? Dimana DIA bermukim untuk menerima perintah Allah setiap saat (perintah untuk meninggalkan jasad kita, perintah sebagai guru sejati kita atau perintah untuk menguji kita)?, apa peran Nyawa saat kita Berserah Diri? Kenapa otak harus didiamkan?

Begitu banyak pertanyaan, tetapi kita masih terus berdiam di zona nyaman, terus bersibuk dengan dunia yang jika telah sampai waktu yang ditetapkan oleh Allah maka kita pasti akan meninggalkan semuanya.

Jangan biarkan hari berlalu tanpa BERSERAH DIRI. Pembersihan jiwa terus berjalan setiap hari lewat TAFAKUR. Biasakan otak didiamkan karena semua kerusakan jiwa bersumber dari pikiran (nafsu).

Jiwa (nafsu) adalah diri sejati manusia yang kelak akan bahagia atau sengsara. Pada jiwa itu Allah lengkapkan dengan 2 potensi hebat yakni potensi baik dan buruk.

Kedua potensi tersebut sering disebut hawa nafsu (keinginan), keduax bisa terbaca pada akal (akal baik dan buruk) dan pada perasaan (rasa baik dan buruk).

Pada saat manusia dalam keadaan BERSERAH DIRI, kedua potensi tersebut akan berada dalam keadaan netral (hening atau tidak liar) sehingga saat itu jiwa (nafsu) tersentuh oleh kekuasaan Tuhan.

Jiwa-jiwa yang tersentuh oleh kekuasaan Allah (Nyawa) pada saat berserah maka segala hal-hal yang baik akan terisi pada jiwa tersebut sesuai potensi dan kebutuhan sang manusia.(*komunitas ihsan)

Tinggalkan Balasan

Close