Bukan Cuma Hati Yang Harus Dijaga Tapi Kesehatan Reproduksi Juga!
Oleh: Novia Ardhani (Mahasiswi Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker UHO angkatan IX)

Kendari, OborSejahtera.com – Kesehatan reproduksi remaja merupakan kondisi kesehatan yang menyangkut masalah kesehatan organ reproduksi, yang kesiapannya dimulai sejak usia remaja ditandai oleh haid pertama kali pada remaja perempuan atau mimpi basah bagi remaja laki-laki.
Kesehatan reproduksi remaja meliputi fungsi, proses, dan sistem reproduksi remaja. Sehat yang dimaksudkan tidak hanya semata-mata bebas dari penyakit atau dari cacat saja, tetapi juga sehat baik fisik, mental maupun sosial.
World Health Organitation (WHO) mengkategorikan remaja pada rentang usia 10-19 tahun. di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk di seluruh dunia, Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi perilaku seksual remaja pra nikah.
Fenomena akhir-akhir ini menunjukkan bahwa perilaku seksual pra nikah remaja di berbagai provinsi semakin meningkat dikarenakan kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.
Permasalahan remaja tersebut memberi dampak seperti kehamilan, pernikahan usia muda, dan tingkat aborsi yang tinggi sehingga dampaknya buruk terhadap kesehatan reproduksi remaja.
Pengetahuan Dasar Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
Dilansir dari Jurnal Ilmiah Bidan, Supit, J. A. M., Lumy, F. N., &Kulas, E. I. (2019) tentang Promosi Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan Remaja, usia remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan berbagai perubahan emosi, psikis, dan fisik dengan ciri khas yang unik. Penting bagi remaja untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi dan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi.
Sebagai pengenalan terhadap kesehatan reproduksi dasar, remaja harus mengetahui beberapa hal di bawah ini:
- Pengenalan tentang proses, fungsi, dan sistem alat reproduksi
- Mengetahui penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya, serta dampaknya pada kondisi kesehatan organ reproduksi
- Mengetahui dan menghindari kekerasan seksual
- Mengetahui pengaruh media dan sosial terhadap aktivitas seksual
- Mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi, terutama membentuk kepercayaan diri dengan tujuan untuk menghindar iperilaku berisiko.
Cara menjaga organ reproduksi, diantaranya:
- Pakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab.
- Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat
- Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari
- Bagi perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman yang terdapat pada anus tidak masuk kedalam organ reproduksi.
- Bagilaki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agar mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual serta menurunkan risiko kanker penis.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan seks bebas
- Hubungan orang tua dengan remaja.
Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak remaja.Remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah banyak diantaranya berasal dari keluarga yang bercerai atau pernah bercerai, keluarga dengan banyak konflik dan perpecahan.
- Pertemanan dengan sebaya
Remaja lebih sering menghabiskan waktu dengan teman sebaya mereka. Pada masa remaja komunikasi dan kepercayaan terhadap orang tua berkurang dan beralih kepada teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan dan kedekatan. Remaja yang memiliki hubungan dekat dan berinteraksi dengan pemuda yang lebih tua akan terdorong untuk terlibat dalam kenakalan termasuk juga melakukan hubungan seksual secara dini.
- Media informasi.
Keterpaparan media berupa tayangan pornografi dan sikap yang mendukung hubungan seksual pra nikah merupakan prediktor yang kuat bagi ditampilkannya perilaku hubungan seksual pra nikah.
Dampak Seks Bebas
- Kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy)
- Tertular Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV (Human Immunono deficiency Virus) yang berujung terjadinya penyakit AIDS (AccuiredImmuno Deficiency Syndrom).
- Remaja laki-laki maupun perempuan sama-sama dapat terpapar masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
- Remaja wanita yang mengalami masalah kesehatan reproduksi sebagian besar terdampak karena terjadinya kehamilan pada usia dini. Masalah yang terjadi pada remaja wanita yang mengalami kehamilan usia dini bisa bersifat psikologis maupun kesehatan. kehamilan seperti; anemia, oligohidramnion, ketuban pecah dini, serta preeklampsi-eklampsi. Komplikasil ainnya juga dialami oleh ibu hamil usia dini ketika melahirkan seperti; inersia uteri dan perdarahan post partum. Komplikasi-komplikasi tersebut juga mempengaruhi bayi yang dilahirkan.
Perubahan fisik, psikis, dan emosi remaja pada masa pubertas dapat membuat remaja lebih ekspresif dalam mengeksplorasi organ kelamin dan perilaku seksualnya. Sementara itu, pengetahuan dan persepsi yang salah tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan reproduksinya.
Oleh karena itu, peran orang tua dan guru menjadi penting dalam mendampingi remaja mencari dan menemukan informasi kesehatan reproduksi yang tepat.(*rn)