ASPPUK dan OXFAM Country Office Indonesia Gelar Workshop Penyusunan Peta Jalan Pemberdayaan Pemuda Dalam Wirausaha
Kendari, OborSejahtera.com – Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro (ASPPUK) dan OXFAM country office Indonesia melaksanakan Workshop Penyusunan Peta Jalan Pemberdayaan Pemuda Dalam Wirausaha di Sulawesi Tenggara, Rabu (1/9/2021).
Kegiatan yang berlangsung di ruang rapat kantor Bappeda Provinsi Sultra, dibuka oleh kepala Bappeda Prov. Sultra Robert J. Maturbongs, diikuti oleh Dinas Koperasi dan KUKM, Dispora, Disperindag, Disparekraf, Dinas PPPA, Dinas Kesehatan, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Pemuda Wirausaha Program EYW (Empower Youth For Work).
Bertindak sebagai fasilitator, Mia Ariyana dan Moh Firdaus dari ASPPUK sedangkan nara sumber utama adalah Rektor Universitas Sulawesi Tenggara (UNSULTRA), Prof. Dr. Ir. H. Andi Bahrun, M.Sc.Agric.
Dalam pemaparan awal, Mia Aryana menjelaskan tentang latar belakang digelar workshop ini adalah, pada tahun 2020-2030 Indonesia diprediksi mengalami bonus demografi, dengan melimpahnya usia produktif 15-60 tahun, sekitar 205 juta jiwa. Dampak positifnya adalah melimpahnya sumberdaya muda dalam pembangunan nasional, namun sisi negatifnya adalah sumberdaya muda yang melimpah tapi memiliki kualitas rendah dapat memperbesar angka pengangguran muda. Dari Jurnal ketenagakerjaan Vol.14 No.1 Edisi Januari-Juni 2019; ISSN 1907-6096, menyebutkan bahwa persentase pemuda wirausaha di Sulawesi Tenggara sebesar 0.34% dengan tingkat pengangguran sebesar 12.91%.
Dikatakan Mia Aryana, ASPPUK dan OXFAM country office Indonesia dalam program “Empower Youth For Work (EYW) yang dilaksanakan sejak Agustus 2019 hingga Maret 2021, fokus dalam mendorong dan memberikan kesempatan kepada perempuan dan laki-laki muda, yang potensial untuk menjadi pengusaha muda dan telah memiliki usaha untuk memperoleh manfaat sebagai pengusaha muda di Sulawesi Selatan (Maros, Pangkep dan Barru) dan Sulawesi Tenggara (Kendari, Bau-bau dan Wakatobi).
“Berbagai kegiatan yang telah dilakukan adalah pendampingan dan pelatihan kepada pemuda di 6 Kabupaten/ Kota serta melakukan pendekatan kepada pemangku kebijakan di masing masing wilayah. Hingga Maret 2021 telah ada 62 unit usaha yang dijalankan oleh pemuda. Penguatan pemuda yang telah memiliki usaha ini menjadi bagian terpenting, agar usaha pemuda lebih berkelanjutan dan lebih berkembang lagi,” ujar Mia.
Sementara itu, kepala Bappeda dalam sambutannya menyampaikan bahwa program pemberdayaan pemuda dalam wirausaha merupakan satu bagian yang bersinergi dengan program pembangunan Sultra dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat.
“Salah satu visi yang dirumuskan dalam peningkatan ekonomi masyarakat adalah peningkatan daya saing dilihat dari sumber daya dan kultur masyarakat sehingga mampu berkiprah diajang yang lebih luas dan bermuara pada peningkatan pendapatan masyarakat,” ucap Robert.
Kepala Bappeda berharap kegiatan workshop dapat menciptakan sinergitas yang baik antara pemerintah dan stakeholder terkait untuk mereplikasi kedalam program reguler yang sudah ada pada kebijakan daerah.
“Harapan kita dalam kegiatan ini, ada beberapa hal yang dapat menjadi rekomendasi yang bisa diselaraskan dalam kebijakan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota melalui OPD terkait, yaitu bagaimana membentuk kemandirian dan strategi pemberdayaan pemuda dalam wirausaha. Jumlah pemuda yang cukup besar jika tidak diberdayakan dapat membebani pemerintah serta menciptakan kondisi yang tidak diinginkan,” ungkap Robert.
Rektor Unsultra Prof. Dr. Ir. H. Andi Bahrun, M.Sc.Agric, dalam materinya menyampaikan pertambahan penduduk yang terus meningkat yang didominasi oleh pemuda diiringi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak muda.
“Bonus demografi akan menjadi bencana demografi apabila tidak disiapkan dan ditangani secara dini dan serius. Sektor kewirausahaan yang digeluti anak muda di Sultra perlu dibahas secara komperhensif oleh pemerintah melalui dinas terkait mulai dari persiapan bahan baku secara terus menerus sampai pada kualitas, kemasan, pemasaran dan promosi produk unggulan lokal,” terang Andi Bahrun.
Andi Bahrun berharap rekomendasi yang dilahirkan dari kegiatan workshop ini dapat ditindak lanjuti serta menjadi bahan dalam penyusunan kegiatan dinas terkait dalam rangka membangun kewirausahaan pemuda di Sulawesi Tenggara.
“Regulasinya sudah jelas dalam Perda Sultra Nomor 8/2020. Komitmen, koordinasi, sinergitas dan kerjasama menjadi kuncinya, bangun ekosistem pemuda, buat jejaring komunitas untuk maju bersama dalam pengembangan usaha,” tutup Andi Bahrun.(ema)