Desa Napalakura, “Kampung Pencetak Uang” yang Kini Hilang

Muna, OborSejahtera.com –Kampung Berumembe yang kini bernama desa Napalakura terletak di kecamatan Napabalano kabupaten Muna provinsi Sulawesi Tenggara. Dahulu, desa tersebut sangat terkenal akan hasil lautnya seperti udang, ikan dan kepiting bakau. Bukan hanya itu, desa Napalakura juga terkenal sebagai penghasil kayu jati. Perputaran ekonomi di desa itu sangat tinggi, hingga Napalakura bisa disebut kampung “lumbung uang”.
Menurut sejumlah warga, pada 10 tahun silam keuntungan dari menjual udang, ikan, ataupun kepiting bakau bisa mencapai jutaan bahkan puluhan juta per bulan. “Tingginya perputaran ekonomi pada sektor perikanan kala itu turut mendorong munculnya usaha-usaha kecil menengah lainnya seperti penjual es batu, roti, nasi bungkus, dan lain-lain. Pokoknya saat itu mau jual apa saja pasti laku, dan keuntungannya bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari,”kenangnya.
Namun kini, lanjut dia, para pedagang itu harus gigit jari karena penurunan penghasilan seiring hasil panen petani tambak yang tidak menentu. “Kadang untung tapi lebih banyak rugi bahkan sekarang ada sebagian tambak terpaksa di jual untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Sementara itu adapula yang terpaksa merantau ke negeri orang”ungkapnya.
La Ruhaniah, salah seorang warga yang tetap bertahan mengurus tambaknya membenarkan hal tersebut.
“Dulu sekitar 10 Tahun yang lalu memang tidak bisa di pungkiri desa Napalakura sangat maju UMKM-nya. Jualan pedagang-pedagang kecil sangat laris. Jam 7 pagi jualan mereka sudah ludes di borong oleh para pekerja.apalagi saat musim panen tiba,”jelasnya.
Lanjut dia, pada saat itu para petani tambak juga tidak kesulitan memeroleh bibit bahkan ada yang menyediakan bibit dengan perjanjian diambil terlebih dahulu dan nanti dibayar setelah panen. “Kini untuk mendapatkan bibit pun kami sudah kesulitan apalagi mendapatkan bibit unggul. Begitupun hasil panen. Kami menunggu hasil selama 2-3 bulan, tapi saat panen kadang banyak rugi. Bukan hanya rugi materi, tetapi waktu dan juga tenaga,”urainya.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, lanjut dia, petani terpaksa turun memancing. “Kalau berharap di tambak rasanya berat jadi saya kadang banting stir untuk bekerja apa saja yang penting menghasilkan uang. Tapi sekarangpun memancing sudah tidak menjanjikan akibat banyaknya aksi pemboman di sekitar laut Tampo dan Latawe,”keluhnya.
Untuk saat ini para petani berharap kepada pemerintah setempat agar bisa memberikan solusi agar desa Napalakura kembali menjadi lumbung penghasil udang ,ikan dan kepiting terbaik yang ada di kabupaten Muna, terkhusus untuk penyediaan bibit agar usaha mereka tidak mati.(FAN)