DAERAH

Gelar Buka Puasa Bersama, Ketua IMO-Indonesia Yakub Ismail Tekankan Peran Pers Dalam Edukasi Publik


Jakarta, OborSejahtera.com – Bertempat di Neo Hotel melawai Jakarta Selatan, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMO-Indonesia menggelar buka puasa bersama yang dihadiri oleh Dewan Pengawas Tjandra Setiadji, Dewan Pembina Yuspan Zalukhu, Helex Wirawan, Sekjen M. Nasir Bin Umar dan Ketua DPW DKI Muliansyah beserta jajarannya, Sabtu (01/05/2021).

Agenda buka puasa ini menjadi ajang silaturahmi yang sedianya juga dihadiri oleh beberapa DPW yang telah mengkonfirmasi. Giat yang berlangsung dari pukul 17.00 sampai dengan 21.00 wib tersebut digelar dengan tetap memperhatikan Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19 dan menjalankan 3M.

Ketua umum IMO-Indonesia Yakub Ismail dalam kesempatan itu mengatakan, sejak munculnya wabah pandemi COVID-19 awal tahun 2020, DPP IMO-Indonesia memang belum mengadakan kegiatan secara langsung.

“Hanya saja, ada beberapa kegiatan yang dikolaborasi dengan pengurus DPW secara virtual serta pertemuan-pertemuan terbatas di kalangan pengurus,” ujar Yakub.

“Namun saat ini tentunya semua masyarakat telah mengerti dan patuh terhadap aturan-aturan dimasa pandemi, apalagi masyarakat pers yang kesehariannya update perihal kondisi tersebut,” paparnya.

Yakub berharap, dengan adanya silaturahmi ini terbuka ruang komunikasi untuk mendiskusikan berbagai kegiatan organisasi yang diharapkan selaras dengan situasi pandemi.

Di samping itu, Yakub juga mengatakan ke depan IMO-Indonesia akan melakukan sejumlah kegiatan berkaitan dengan edukasi publik melalui peran pers.

“Kita ini ingin memberikan kontribusi lebih kepada negara tercinta ini. Diakui atau tidak, mayoritas masyarakat kita memang dilanda masalah serius dalam konteks literasi (digital). Nah, kita ingin mengisi kekosongan itu melalui kegiatan pers yang bisa meningkatkan budaya literasi masyarakat,” timpal Yakub.

Yakub percaya, lewat kerja-kerja pers yang produktif dan kreatif, mayoritas masyarakat yang hingga kini masih belum keluar dari isolasi informasi perlahan akan teratasi.

Ia juga menambahkan, hanya melalui peran pers yang sungguh-sungguh mencerdaskan publik, negara ini akan terhindar dari konsumsi hoax dan disinformasi di era disrupsi digital ini.

“Percaya tidak percaya, saat ini kita tengah memasuki era post-truth, dimana informasi berkembang demikian cepat dan sulit terdeteksi kadar keabasahannya. Jelas ini menjadi tantangan besar kita bersama. Untuk itu, peran pers harus difokuskan untuk menjawab tantangan itu,” pungkasnya.(*ema)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Close