OPINI

Selamat Hari Guru: Menghormati Sosok yang Menyalakan Cahaya Ilmu

Oleh: Husni - Guru di Sekolah Pelosok Negeri


Setiap tanggal 25 November, kita memperingati Hari Guru sebagai bentuk penghargaan kepada para pendidik yang telah mencurahkan hidupnya untuk menuntun generasi menuju masa depan.

Namun bagi saya pribadi, Hari Guru bukan sekadar perayaan tahunan. Ia adalah momen refleksi, rasa hormat, dan ucapan terima kasih yang mendalam kepada mereka yang telah menjadi pelita di tengah keraguan, penuntun ketika saya tersesat, dan teladan di saat saya membutuhkan arah.

Hari Guru selalu menjadi momen bagi saya untuk menghormati para pendidik yang telah membimbing dengan ketulusan. Mereka bukan hanya pengajar, tetapi pembentuk karakter, penanam nilai, dan penerang perjalanan hidup banyak orang, termasuk saya.

Namun di balik semua pengabdian itu, ada kenyataan pahit yang perlu kita sadari bersama: guru masih rentan mengalami kriminalisasi saat menjalankan tugasnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah guru di Indonesia dipolisikan hanya karena mencoba mendisiplinkan siswa. Kasus seperti Supriyani di Konawe Selatan, yang sempat dituduh menganiaya murid padahal bertujuan mendidik, menjadi contoh betapa rapuhnya posisi guru di mata hukum.

Banyak laporan lainnya bermula dari miskomunikasi antara sekolah, siswa, dan orang tua, lalu berakhir di meja hukum. Padahal tindakan guru masih dalam batas wajar sebagai pendidik.

Fenomena kriminalisasi ini bukan hanya melukai profesi guru, tetapi juga mengancam masa depan pendidikan. Guru menjadi takut bertindak, ragu memberi teguran, dan akhirnya kehilangan kebebasan mendidik karakter. Karena itu, perlindungan hukum yang kuat bagi guru sangat penting, agar mereka tidak dihukum karena menjalankan amanah pendidikan.

Guru bukan hanya mereka yang hadir di kelas dengan buku dan papan tulis. Guru adalah sosok yang melihat potensi saat orang lain tak melihat apa-apa. Mereka mengajarkan bahwa belajar bukan sekadar mengumpulkan pengetahuan, tetapi membangun karakter, sikap, dan keberanian untuk bermimpi lebih tinggi.

Setiap kata yang mereka ucapkan, setiap nasihat yang mereka berikan, serta setiap kesabaran yang mereka tunjukkan, menjadi fondasi yang membantu generasi untuk berdiri seperti hari ini.

Di balik senyum dan dedikasi seorang guru, tersimpan perjuangan yang sering kali tak terlihat. Banyak di antara mereka bekerja melampaui jam tugas, menyiapkan materi di malam hari, memperbaiki lembar tugas dengan penuh teliti, bahkan memikirkan muridnya lebih dari yang murid ketahui. Mereka hadir tanpa mengharapkan balasan, hanya berharap agar setiap anak yang mereka bimbing mampu menjadi pribadi yang lebih baik.

Olehnya itu, Di Hari Guru ini, atas nama pribadi, saya menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada semua guru yang pernah hadir dalam perjalanan hidup saya. Saya percaya, setiap peluh, nasihat, teguran, dan bimbingan kalian adalah bagian berharga dari siapa saya hari ini.

Semoga negara dan masyarakat semakin memahami pentingnya melindungi guru, agar mereka dapat mengajar dengan aman, merdeka, dan penuh martabat.

Terima kasih atas dedikasi yang tak pernah pudar. Semoga setiap kebaikan, ketulusan, dan pengabdian menjadi amal jariyah yang terus mengalir tanpa henti. Anda bukan hanya pahlawan tanpa tanda jasa, anda adalah cahaya ilmu yang tak pernah padam.

Untuk semua guru di Indonesia, dari lubuk hati yang sangat dalam, dari rasa yang tumbuh antara hormat dan haru, Saya mengucapkan terima kasih atas setiap peluh, kesabaran, dan keteguhan yang tak pernah surut dalam mendidik generasi negeri ini.

Salam Hormat dari saya, Guru di pelosok Timur Negeri Ini.

Lasalimu Selatan, 25 November 2025

Artikel Terkait

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Close
%d blogger menyukai ini: