KESEHATAN

Apa Kabar DBD Dimasa Pandemi COVID-19?

Oleh : Muhammad Aksen Sultra (Mahasiswa Jurusan DIII - Teknologi Laboratorium Medis Poltekes Kemenkes Kendari)


Kendari, OborSejahtera.com – Saat ini kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang marak diperbincangkan. Mengapa demikian? Karena perhatian pemerintah maupun masyarakat teralihkan sejak Covid-19 mewabah dan masuk ke Indonesia. Banyak masyarakat yang tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, sehingga mengakibatkan penyakit demam berdarah ini melonjak.

Walaupun peningkatannya tidak sebanyak tahun 2020, akan tetapi penyebaran kasus DBD pada tahun 2021 bertambah hingga pulau Kalimantan dan Sulawesi. Baik DBD maupun infeksi Covid-19 merupakan penyakit yang keduanya bisa mengakibatkan kematian, sehingga dimasa pandemi ini selain pencegahan infeksi Covid-19, pencegahan DBD tidak kalah pentingnya, mengingat kedua penyakit ini sama-sama menular dan berbahaya.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia, yang mana jumlah penderita dan luas penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya kepadatan dan mobilitas penduduk.

Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Dari data yang ditemukan bahwa Asia Tenggara merupakan wilayah dengan kasus DBD tertinggi di dunia, sedangkan Indonesia merupakan negara dengan populasi terpadat di Asia Tenggara sehingga Indonesia berpotensi menempati urutan teratas untuk penyakit ini.

Peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ini sudah patut menjadi perhatian serius pemerintah ditengah hiruk-pikuk kasus Covid-19. Tentunya, dalam proses penanganan kasus Demam Berdarah Dengue ini dibutuhkan juga peran masyarakat didalamnya. Jika dari pemerintahnya sudah bergerak, namun masyarakat tidak antusias atau bahkan hanya berdiam diri saja, maka kasus ini tidak akan terselesaikan. Karena korelasi keduanya sangat menentukan bagaimana akhir dari penanganan kasus tersebut.

Lalu bagaimana pencegahan yang dapat diupayakan masyarakat? Upaya tersebut dapat dimulai dengan menggalakkan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan air bersih. Warga dapat bersama-sama menguras air yang tergenang, membuang atau mengubur barang bekas yang berpotensi tempat perkembang biakan jentik nyamuk. Upaya lainnya yang mendukung dengan rutin memakai lotion anti nyamuk.

Diharapkan, dengan adanya kesadaran masyarakat dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta menjaga kebersihan lingkungan seperti pemberantasan sarang nyamuk yang efektif dan efisien melalui kegiatan 3M yaitu (menguras, menutup dan mengubur) mampu menekan jumlah kasus ataupun kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Close