Kiprah Kambawuna dan PMMI Dalam Pelestarian Situs dan Cagar Budaya di Kabupaten Muna
Laporan: Laode Abdul Alim

OborSejahtera.com– Nama “Kambawuna” sudah tak asing lagi di kalangan pemerhati ataupun penggiat sejarah dan kebudayaan Muna. Ketua Kambawuna, Adi Munardi menjelaskan, pada awalnya Kambawuna hanyalah sebuah grup facebook yang konsen pada pembahasan-pembahasan tentang sejarah dan kebudayaan Muna.
“Kambawuna mulai eksis pada tahun 2018. Akibat keseringan saling berdebat tentang budaya di facebook, maka kita mulai berpikir, kalau seperti ini yang terus kita lakukan, maka kita tidak akan pernah maju. Lalu kami memutuskan, kita tidak hanya menjadi grup di facebook saja, tapi juga grup di dunia nyata. Sehingga kita bisa mengaplikasikan apa dipikirkan,”ungkapnya, Selasa (06/08/2024).
Kehadiran Kambawuna ternyata cukup mendapat sambutan positif dari kalangan masyarakat Muna khususnya para pemerhati dan penggiat budaya Muna. Jadi, tidaklah mengherankan bila kini anggota grup facebook Kambawuna sekitar 40 ribu-an, sementara anggota yang intens melakukan pertemuan secara langsung berjumlah 50 orang.
“Yang sering atau intens ketemu sekitar 50 orang dan ini berada di wilayah kabupaten Muna. Selain itu, di Kambawuna juga ada semacam tim kerja berjumlah 20 orang yang intens melakukan komunikasi terkait kegiatan atau aksi-aksi Kambawuna,”jelas Munardi.
Kini, selama kurang lebih 6 tahun berkiprah, Kambawuna telah berhasil menggagas sejumlah kegiatan yang terbilang cukup fenomenal. Salah satunya adalah ekspedisi benteng Kotano Wuna. “Jadi, kegiatan awal Kambawuna adalah ekspedisi benteng Kotano Wuna pada tahun 2018. Setelah kegiatan tersebut sukses, kita berkumpul lagi untuk membahas kira-kira situs apalagi yang bisa dimunculkan atau di publikasi. Jadi, kalau ada info tentang satu situs, maka kami berusaha untuk kunjungi lalu mengambil gambar ataupun video selanjutnya di publikasi di facebook ataupun media sosial lainnya sehingga masyarakat luas bisa mengetahui.
Dalam aksi-aksinya, Kambawuna mencoba berkolaborasi dengan sejumlah pihak baik itu pemerintah daerah, maupun lembaga non pemerintah yang konsen pada kegiatan pelestarian kebudayaan Muna. Salah satunya adalah Perhimpunan Masyarakat Muna Indonesia (PMMI).
“Pada dasarnya Kambawuna siap berkolaborasi dengan lembaga pemerhati budaya dimanapun itu. Untuk saat ini, lembaga pemerhati budaya yang getol berkolaborasi dengan Kambawuna adalah PMMI. Jadi, salah satu wujud kolaborasi antara Kambawuna dan PMMI adalah keluarnya rekor Muri tentang benteng Kotano Wuna sebagai cagar budaya benteng terluas di dunia,”jelas Adi Munardi.
Terkait rekor Muri yang diraih benteng Kotano Wuna Adi Munardi mengakui, tak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut berkat kolaborasi antara Kambawuna dan PMMI. “Kambawuna sudah mengekspos situs benteng Kotano Wuna, kemudian saat di ajukan ke Muri, dokumen beberapa kali harus di revisi dan dengan bergabungnya PMMI dalam proses tersebut, akhirnya membuat rekor Muri yang diraih benteng Kotano Wuna sebagai cagar budaya benteng terluas di dunia lebih cepat terwujud atau terealisasi,”jelasnya.
Di masa mendatang, Adi Munardi berharap tidak hanya Kambawuna, PMMI, ataupun pemerintah daerah yang proaktif dalam usaha pelestarian budaya Muna, tapi seluruh masyarakat bisa ikut berpartisipasi.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muna, Hadi Wahyudi mengaku sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan Kambawuna dan PMMI.
“Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkhusus bidang kebudayaan mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Kambawuna dan PMMI, dalam upaya melestarikan situs-situs yang ada di kabupaten Muna,”ungkapnya.
Untuk itu, Hadi Wahyudi berharap Kambawuna dan PMMI tetap konsisten dalam melestarikan situs-situs yang menjadi warisan leluhur.*