Muna, OborSejahtera.com -Polemik Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara mulai memasuki babak baru. Setelah kurang lebih seminggu menunggu keputusan Majelis Penyelesaian Sengketa Pilkades atas 27 gugatan Bakal Calon Kepala Desa (Bacakades), akhirnya pihak Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Muna mengumumkan hasilnya, Kamis (3/11/2022).
Dari 27 Desa yang menggugat, hanya 3 yang dinyatakan diterima gugatannya, yaitu Desa Mata Indaha, Desa Lagasa, dan Desa Bangunsari. Atas keputusan tersebut, sejumlah Bacakades yang gugatannya ditolak mengaku keberatan. Salah satu diantaranya adalah Bacakades Bahutara, La Pinu, S.Pd
“Saya merasa dizolimi di sini. Kalau dari segi administrasi berdasarkan Peraturan Bupati (Perbub), maka poin saya tertinggi bila dibandingkan dengan tamatan SMA,”ujar La Pinu dengan kesal.
Jujur, lanjut La Pinu, dirinya heran dan mempertanyakan dasar penentuan nilai tersebut. “Mereka mengeluarkan nilai sperti ini, bagaimna metode penilaianya? Kok bisa nilai administrasiku di kalahkan dengan tamatan SMA yang tidak memiliki pengalaman kerja? Kalau bisa transparan,”tegasnya.
La Pinu menambahkan, Pendidikan S1 nilai poinnya 25, umur 38 tahun nilainya 15, serta pengalaman kerja 12 tahun. Semua tidak dimasukkan nilainya.
“Kalau di jumlah saja poin administrasi, maka kandidat lain apa lagi yang hanya tamatan SMA, sudah tidak bisa menyamai nilai saya. Anehnya lagi, nilai yang pertama dikeluarkan usai tes tertulis adalah 40. Namun setelah menggugat justru berkurang menjadi 30. Ada apa sebenarnya ini ?”tanya La Pinu ketus.
Sementara itu Kepala BPMPD Kabupaten Muna, Rustam mengaku perbedaan angka tersebut harus dikonfirmasi ke majelis. “Mereka yang tahu metode penilaiannya seperti apa. Saya juga belum bisa memberikan keterangan sekarang,”terangnya.
Sementara itu terkait jadwal Pilkades, Rustam menyatakan bahwa untuk jadwal belum diketahui tanggal berapa. “Saya tidak pernah menyebutkan tanggal, tapi akan diusahakan sesegera mungkin,”tutupnya(FAN)
