DAERAH

Belum Ada Universitas, Uang Masyarakat Muna Berputar di Luar Daerah


Muna, OborSejahtera.com – Pada usianya yang kurang lebih 60 tahun, kebangkitan Kabupaten Muna dari sektor pendidikan belum terlalu nampak. Salah satu tolak ukurnya adalah keberadaan Perguruan Tinggi sekelas universitas. Hal ini menyebabkan uang masyarakat Muna berputar di luar daerah. Demikian disampaikan Ketua Bidang Kepemudaan dan Kepanduan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Muna, Laode Abdul Alim Rahmad Ishak, Sabtu (05/02/2022).

“Tak bisa dipungkiri, uang masyarakat Muna selama ini banyak berputar di luar daerah khususnya dari sektor pendidikan. Penyebab utamanya adalah ketiadaan universitas di Kabupaten Muna,” ujar alumni Magister Ketahanan Nasional Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Untuk membuktikan hal tersebut, lanjut dia, cukup menghitung jumlah mahasiswa Muna yang saat ini sedang kuliah pada beberapa universitas di Indonesia khususnya di Sulawesi Tenggara, lalu mentaksir uang biaya hidup yang harus dikirimkan setiap orang tua atau keluarga para mahasiswa setiap bulan.

“Misalnya jumlah mahasiswa asal Muna yang kuliah di Universitas Halu Oleo (UHO) kurang lebih 500 orang, dengan rata-rata kiriman biaya hidup mulai dari uang kost ditambah makan dan minum serta kebutuhan lain sebesar Rp. 1 juta per bulan. Berarti uang yang mengalir dari Muna ke Kendari sejumlah Rp. 500 juta per bulan. Ini baru satu perguruan tinggi, belum terhitung di Makassar, Jogjakarta, dan daerah-daerah lain di Indonesia,” jelas pria yang kerap disapa “Bang Alim” ini.

Andai ada universitas, kata dia, maka uang kurang lebih Rp. 500 juta perbulan itu akan berputar dalam daerah Kabupaten Muna. “Kami ingin mengajak kita semua membayangkan bila ada universitas di Kabupaten Muna. Pasti sektor jasa akan berkembang dengan pesat. Masyarakat bisa membangun usaha rumah kost, warung makan, pusat-pusat perbelanjaan, bahkan banyak masyarakat yang bakal memiliki usaha jasa angkutan kota (angkot),”urainya.

Menyinggung soal beberapa perguruan tinggi yang sudah ada di Kabupaten Muna, alumni Sastra Inggris Universitas Negeri Manado (UNIMA) ini mengungkapkan, selama ini kampus-kampus dimaksud cukup berkontribusi, namun belum terlalu efektif dan maksimal.

“Kampus-kampus yang ada di Muna sekarang sudah cukup berkontribusi. Hanya saja belum terlalu maksimal. Terutama dalam hal peringkat akreditasi. Seperti diketahui, kebanyakan instansi negeri ataupun swasta saat ini membutuhkan alumni dari perguruan tinggi yang peringkat akreditasi institusi serta prodi-nya minimal “Baik”. Sementara hampir semua perguruan tinggi di Muna belum mampu mencapai peringkat itu. Kalau pun ada hanya prodi-nya, sementara peringkat institusi butuh perbaikan,”ungkapnya. (Mohammad Pitra)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Close