DAERAH

Lakukan Penyekatan Demi Kejar Target 70% Vaksinasi Dosis Kedua, La Ode Toni: Polres Jangan Abaikan Keselamatan Masyarakat


Raha, OborSejahtera.com – Capaian vaksinasi dosis ke-2 di Kabupaten Muna masih mengalami hambatan sehingga belum memenuhi target nasional (70%), menyebabkan pihak kepolisian harus turut andil dalam melakukan penyekatan di beberapa titik agar masyarakat segera menerima suntikan vaksin ke-2 secara mendadak dan tiba-tiba (suntik ditempat).

Menanggapi hal ini, Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah (Kabid PPD) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Raha, La Ode Toni menghimbau agar kegiatan tersebut jangan sampai mengabaikan keselamatan pengendara.

“Kita ketahui, pihak kepolisian yang berada dibawah naungan Kapolres Muna, AKBP Mulkaifin melakukan penyekatan terhadap masyarakat Muna yang hendak beraktivitas. Penyekatan itu dilakukan di beberapa titik tertentu kota Raha dalam rangka pemberian suntikan vaksinasi dosis kedua. Namun perlu diingat, kegiatan semacam ini jangan sampai mengabaikan keselamatan dan kesehatan masyarakat itu sendiri. Apalagi kesannya pada saat penyekatan masyarakat seperti dipaksa agar mau divaksin,” ujar Toni kepada awak media ini, Kamis (17/03/2022).

Menurut Toni, salah satu penyebab rendahnya minat masyarakat Muna untuk melakukan vaksin karena keadaan fisik setiap orang berbeda-beda, ditambah lagi dengan banyaknya informasi menyesatkan (hoax) yang beredar di publik tentang dampak negatif vaksin bagi masyarakat.

Ket. Foto: Pihak Polres saat melakukan penyekatan terhadap masyarakat pengendara yang melintas untuk di vaksin dosis kedua.(Foto: Ist/net).

Salah seorang masyarakat, Nilam Fitriani mengaku kesal dengan tindakan oknum polisi yang tidak memikirkan keselamatan pengendara saat melakukan penyekatan. Dirinya bersama Ojek yang ditumpanginya tiba-tiba ditahan ketika hendak melintas di Jalan Jendral Sudirman menuju arah Utara (tikungan perempatan Tula, kota Raha).

“Saat hendak melintas saya kaget melihat polisi. Awalnya saya kira ada pemeriksaan SIM, ternyata yang diperiksa kartu vaksin. Sayapun langsung menunjukkannya, karna saat itu saya belum melakukan vaksin dosis kedua, saya langsung disuruh untuk turun menerima suntikan vaksin ke-2. Waktu itu posisi saya dalam keadaan kaget dan belum sarapan sehingga saya menolak dan melanjutkan perjalanan dengan alasan saya akan melakukan vaksin di tempat lain. Kesannya saya seperti dipaksa,” kata Nilam menceritakan kejadian yang menimpa dirinya.

Ditambahkan Nilam, yang membuatnya miris, pihak kepolisian yang seharusnya memberikan pelayanan dan kenyamanan terhadap masyarakat, malah mengabaikan fungsi mereka dan lebih mementingkan capaian vaksinasi.

“Yang jadi persoalan bukan vaksinnya, tapi caranya yang kurang baik. Seharusnya ajakan untuk vaksin bisa dilakukan melalui event yang dapat menarik minat masyarakat untuk ikut vaksin, bukan malah membahayakan keselamatan masyarakat seperti yang terjadi saat itu. Saya rasa pak Kapolres harus mengevaluasi kinerja anggotanya,” kesalnya.

Sementara itu, Kapolres Muna, AKBP Mulkaifin, saat dikonfirmasi lebih lanjut mengatakan, penyekatan yang dilakukan merupakan salah satu metode yang digunakan pihak kepolisian demi mencapai target vaksin nasional yaitu 70%.

“Ada beberapa sistem atau strategi yang kami gunakan dalam mengajak masyarakat untuk segera melakukan vaksin, salah satunya melalui penyekatan, sejauh ini hal itu dilakukan secara efektif, dan sudah sesuai standar operasional, ada tim medis yang memeriksa kondisi kesehatan masyarakat sebelum divaksin,” ujar Mulkaifin saat dihubungi melalui sambungan teleponnya.

Dia mengatakan, sebelum masyarakat di vaksin akan di screning terlebih dahulu, diperiksa kondisi kesehatannya dan ditanyakan soal keluhan penyakitnya, kemudian di cek up. Setelah segala pemeriksaan medis selesai, akan ditindaklanjuti apakah yang bersangkutan bisa dilakukan vaksin atau tidak. Jadi, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, vaksin tidak serta merta disuntikkan kepada masyarakat, melainkan ada beberapa prosedural yang harus dilalui.

“Tidak hanya melakukan penyekatan, ada metode lain yang kami gunakan dalam mengajak masyarakat untuk segera divaksin, yaitu mendatangi tiap-tiap rumah warga (door to door system), membuka gerai vaksin, dan melaksanakan vaksinasi massal. Sejauh ini semua event itu efektif dilakukan dan dapat menarik minat masyarakat untuk segera divaksin,” tutupnya.(Mpr)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Close