Pertumbuhan Ekonomi Sultra Positif, Gubernur Ali Mazi: Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Pendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Kendari, OborSejahtera.com – Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH., bersama jajaran Forkopimda Sultra mengikuti Rapat Koordinasi Terbatas melalui konferensi video dengan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo, dari Ruang Merah Putih, Rumah Jabatan Gubernur Sultra, Senin (17/5/2021), Pukul 14.30 WITA.
Rakor bersama Presiden RI Joko Widodo ini juga diikuti seluruh Kepala Pemerintahan Provinsi dan Kepala Daerah Kab/Kota se-Indonesia.
Rakor ini tertutup untuk umum dan wartawan, sehingga beberapa hal penting yang bersifat koordinasi pemerintahan yang dibahas didalamnya tidak akan disebarluaskan oleh Kejubiran Gubernur Sultra.
Gubernur Ali Mazi didampingi Wakil Gubernur Lukman Abunawas, dan Sekretaris Daerah Nur Endang Abbas. Jajaran Forkopimda Sultra yang hadir antara lain, Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Shaleh, Kejati Sultra Sarjono Timan, Kapolda Sultra Irjen Pol. Yan Sultra Indrajaya, Danrem 143/HO Kendari Brigjen TNI Jannie A. Siahaan, Kepala Pengadilan Tinggi Sultra A.S. Pudjoharsoyo, Kepala Pengadilan Agama Sultra A. Muzakki. Pejabat militer antara lain Kabinda Sultra Brigjen TNI Raden Toto Oktaviana, Danlanal Kendari Kolonel Laut (P) Andike Sry Mutia, Danlanud HLO Kendari Kolonel (Pnb.) Muzafar, serta jajaran Asisten Setprov Sultra, Kepala Bappeda Sultra Robert Maturbongs, Kepala BPKAD Sultra Isma, dan sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemprov Sultra.
Selain hal penting berupa sejumlah arahan kepada Kepala Daerah di seluruh Indonesia, serta perintah dan peringatan presiden terkait penanganan kondisi pandemi di Indonesia pasca libur panjang Idul Fitri, dalam Rakor ini juga, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, Presiden RI Joko Widodo memberikan apresiasi kepada 10 provinsi Indonesia yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif di Kuartal Pertama Tahun 2021.
Kesepuluh provinsi tersebut (dalam persen): Provinsi Papua (14,28); Provinsi Maluku Utara (13,45); Provinsi Sulawesi Tengah (6,26); Provinsi D.I. Jogjakarta (6,14); Provinsi Sulawesi Utara (1,87); Provinsi Papua Barat (1,47); Provinsi Bangka Belitung (0,97); Provinsi Riau (0,41); Provinsi Nusa Tenggara Timur (0,12); dan Provinsi Sulawesi Tenggara (0,06).
Menanggapi apresiasi Presiden RI Joko Widodo terkait pencapaian Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional di Kuartal Pertama 2021, Gubernur Ali Mazi menyatakan bahwa pencapaian tersebut akan terus ditingkatkan. Pandemi Covid-19 tidak boleh jadi halangan untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi Nasional, dan regional Sultra, khususnya pendapatan ekonomi masyarakat.
“Kepatuhan pada Protokol Kesehatan adalah kunci untuk mengakhiri pandemi, sehingga kita bisa terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi provinsi yang otomatis berimbas pada pertumbuhan ekonomi Nasional, khususnya terus mendorong pendapatan ekonomi masyarakat Sultra.” ujar Gubernur Ali Mazi.
Ekonomi Sulawesi, Maluku, dan Papua Positif
Mengutip laporan BPS per 5 Mei 2021, ada 10 provinsi yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pada Kuartal Pertama (Q1) 2021. Sepuluh provinsi itu tersebar di beberapa pulau. Di Sulawesi misalnya, ekonomi sudah tumbuh rata-rata 1,20 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kemudian Maluku dan Papua tumbuh 8,97 persen (yoy). Provinsi lainnya masih mengalami kontraksi (menipis).
Kepala BPS Suhariyanto membeberkan, kedua pulau itu menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 6,52 persen dan 2,44 persen. Proporsi tertinggi masih didominasi oleh Pulau Jawa sebesar 58,70 persen, namun pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa tercatat minus -0,83 persen.
Secara spasial struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak berubah. Pulau Jawa mendominasi PDB dengan sumbangan 58,70 persen, diikuti Pulau Sumatera 21,54 persen. Pulau Bali terkontraksi cukup dalam, yakni -5,16 persen. Pulau Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata, masih berjuang dari gempuran pandemi Covid-19.
Kondisi tersebut sangat berbeda dari kondisi Pulau Sulawesi, dan Pulau Maluku-Papua yang justru sudah mencatatkan pertumbuhan.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q1 2021 masih mengalami kontraksi sebesar -0,74 persen. Dengan perolehan ini, ekonomi Indonesia belum kembali ke zona positif, setelah mengalami kontraksi 4 (empat) kali berturut-turut sejak Q2 2020. Jika dilihat secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Q1 mengalami kontraksi 0,96 persen.
Menurut pengeluaran secara tahunan (yoy), semua komponen mengalami kontraksi dengan konsumsi rumah tangga yang mencatatkan penurunan paling dalam.
BI Revisi Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Nasional 2021
Setelah sebelumnya Bank Indonesia (BI) memproyeksikan ekonomi Indonesia tahun 2021 bakal tumbuh di kisaran 4,8 hingga 5,8 persen —kemudian dipangkas 4,3 hingga 5,3 persen— dan BI Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali merevisi perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Nasional sepanjang tahun 2021, menjadi kisaran 4,1 hingga 5,1 persen. Ini merupakan kedua kalinya BI memangkas proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
Meski demikian, Otoritas BI menyatakan bahwa perekonomian Indonesia sudah berada dalam tren perbaikan. Hal tersebut dibuktikan dengan terus membaiknya kinerja ekspor, yang ditopang oleh komoditas andalan seperti minyak kelapa sawit, bijih logam, kendaraan bermotor, dan besi baja. Penguatan ekspor ini didorong meningkatnya permintaan dari negara mitra dagang utama Indonesia, yakni Amerika Serikat dan China.
Namun demikian, ekspektasi konsumen dan penjualan eceran (ritel) per Maret 2021, masih tumbuh secara terbatas, dengan masih adanya kekhawatiran terhadap pandemi Covid-19 dan masih terbatasnya mobilitas masyarakat di tengah upaya pemerintah melakukan vaksinasi.(*ema)