Spektakuler, FPIK UHO Gelar Praktisi Mengajar Tentang Potensi Bisnis Budidaya Udang Berhadiah Sepeda Motor

Bombana, OborSejahtera.com – Dalam mendorong peningkatan minat generasi muda khususnya para mahasiswa yang saat ini menempuh pendidikan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo (UHO) maka FPIK menggelar acara praktisi mengajar tentang potensi bisnis budidaya udang.
Bertempat di gedung FPIK UHO, kegiatan menghadirkan nara sumber tunggal, direktur PT Yansah Sugi Investama, Supriansyah Yusuf, yang sudah memulai bisnis udang Vanamei sejak awal tahun 2019 di Kelurahan Puulemo, Kecamatan Poleang Timur, Kabupaten Bombana.
Acara dibuka oleh Dekan FPIK UHO yang diwakili oleh wakil dekan bidang akademik (WD1), La Ode Muh. Yasir Haya, Ph.D, Sabtu (29/06/2024),.
Yasir sangat gembira dengan acara yang dihadiri oleh salah seorang narsum yang masih muda namun sukses sebagai petambak milenial terbesar di Sulawesi Tenggara.
“Saya berharap agar kesuksesan dari pak Anca dapat mendorong lahirnya petambak-petambak milenial lain di Sulawesi Tenggara yang lahir dari FPIK UHO,” ucap Yasir.
Dalam acara yang dimoderatori oleh dosen senior jurusan Budidaya perairan FPIK UHO, Dr. Yusnaini, DEA, Yasir merasa sangat bersyukur atas antusiasme para mahasiswa yang bejumlah 100 orang yang berasal dari 3 jurusan: Budidaya Perairan (BDP), Agribissnis perikanan (ABP) dan Teknologi Hasil Perikanan (THP) yang berlangsung sangat menarik.
Diawal pemaparan materinya, Anca (panggilan akrab Supriansyah Yusuf) mengatakan sektor perikanan merupakan masa depan dan peluang kerja yang sangat menjanjikan bagi para mahasiswa dan alumni perikanan UHO, sehingga dia sangat tegas menyatakan bahwa bisnis udang sangat menjanjikan untuk masa depan mahasiswa dan lulusan dari FPIK UHO.
Dia membuktikan bahwa dengan banyaknya usaha pertambangan nikel di Sultra, permintaan konsumsi udang dan ikan justru semakin meningkat. Disisi lain, bisnis udang tidak mengalami fluktuasi harga dibanding komoditas perikanan lain.
“Saking tingginya permintaan udang di Sulawesi Tenggara, perusahaan kami sekarang malah mendatangkan sekitar 20 ton udang per hari dari Jawa dan Sumatera. Kebutuhan akan udang ini diyakini semakin lama akan semakin meningkat,” terang Anca.
Dikisahkan Anca, suka duka memulai bisnis udang di tambak yang mengalami jatuh bangun dimasa-masa awal merintis usaha pertambakan dengan keterbatasan pengalaman dan teknologi serta permodalan yang dimiliki. Kegagalan di awal merintis usaha budidaya tambak ini tidak membuatnya patah semangat namun semakin memicu semangat untuk terus maju dan berkembang hingga sekarang.
“Awalnya budidaya udang vaname yang dikelola oleh perusahaan dikembangkan dengan sistem supra intensif. Keunggulan sistem supra intensif karena lebih efisien dan lebih menguntungkan dibandingkan sistem tambak konvensional,” jelasnya.
Hal tersebut disebabkan karena sistem ini mampu dijalankan dengan biaya produksi yang lebih murah, lebih mudah sistem pemeliharaan udangnya, termasuk cara pembersihan kolam dan siklus airnya, jauh lebih mudah sehingga tidak mudah terserang penyakit.
Dari sisi produksi, jauh lebih menguntungkan karena sistem supra intensif mampu menghasilkan lebih dari 1 ton per hektar. Terkait perubahan iklim yang kini mendera aktivitas budidaya, Anca menegaskan bahwa budidaya udang sangat minim terkena dampak karena sistim budidaya supra intensif mampu meminimalisir dampak perubahan iklim terhadap pertumbuhan udang.
Anca menegaskan, bahwa di zaman generasi milenial saat ini, kebutuhan akan modal bukan menjadi kendala utama. Seorang petambak perlu memiliki mental dan kemauan kuat, sikap jujur dan dapat dipercaya oleh mitra bisnis. Selain itu, juga didorong keinginan untuk membangun Sulawesi Tenggara sebagai kawasan budidaya udang potensial, sekali kita memiliki sifat tersebut, modal bisnis pun akan mudah diraih. Oleh karena itu, beliau meminta secara tegas pada para mahasiswa untuk giat belajar dan berusaha keras serta tetap konsisten dalam memilih jalur sebagai mahasiswa perikanan. Selain itu beliau mengharapkan agar para mahasiswa tetap bermimpi besar untuk berkiprah menjadi petambak sukses pasca kelulusan sebagai alumni perikanan UHO khususnya perikanan budidaya.
Terkait permodalan yang ditanyakan oleh salah satu peserta dari mahasiwa juga dijawab dengan tuntas oleh Anca yang menegaskan tidak ada kendala dalam mendapatkan modal usaha karena saat ini sudah ada perusahaan startup yang bersedia memodali usaha pertambakan udang.
Sebagai tanda kesyukuran dari animo mahasiswa FPIK UHO yang sangat tinggi untuk mendorong para mahasiswa sukses disektor pertambakan, Anca dalam acara praktisi mengajar ini menjanjikan untuk memberi hadiah sebuah sepeda motor bagi mahasiswa FPIK UHO yang meraih IPK tertinggi.
“Hadiah ini akan diwujudkan dalam 2 minggu kedepan pasca acara praktisi mengajar ini,” sebut Anca.
Salah seorang guru besar jurusan Budidaya Perairan yang juga merupakan pendiri FPIK UHO, Prof. La Ode M. Aslan menyampaikan kesyukuran yang sangat tinggi atas acara praktisi mengajar yang dihadiri oleh Anca.
“Kita perlu bangga dengan adanya seorang petambak milenial seperti Anca yang telah turut membangun Sultra dan di tingkat nasional di sektor perikanan. Saya sangat berharap kedepan, Sultra mampu melahirkan pebisnis baru yang inovatif dan mampu mendorong kemajuan bangsa disektor perikanan budidaya melalui upaya yang kuat dari para mahasiswa perikanan khususnya yang saat ini menimba ilmu di jurusan Budidaya Perairan (BDP). Saya percaya sektor perikanan akan dapat menjadi tumpuan kiprah ekonomi biru dan masa depan bangsa,” ujar Prof. Aslan..
Sebagai salah satu bentuk dukungan nyata dan tindak lanjut dari kegiatan praktisi mengajar yang berlangsung hari ini, Professor Aslan juga akan mengupayakan kehadiran salah satu perusahaan start up nasional ternama yaitu e-fishery untuk kegiatan praktisi mengajar.
“Insya Allah di bulan Juli atau Agustus,” tutup Prof. Aslan.
Editor: rabiah